Seorang anak muda mengadap seorang ulama tua di rumah ulama tersebut
dengan niat untuk muzakarah isu yang lama bermain difikiran dia. Lalu
jadi perbualan ;
Anak Muda : Tuan guru , saya ada soalan yang dah lama saya nak ingin di tanya .
Ulama : Silakan . (sambil senyum manis menjadi pakej wajib diwajahnya)
Anak Muda : Begini , kenapa kita perlu ikut ulama, maksud saya kenapa
setiap kali cakap , disebutkan ; "Telah berkata Imam Syafie , telah
berkata Imam Ramli , telah berkata imam Fakrurazi , telah berkata imam
al-Bukhari ... Kenapa tidak disandarkan kepada al-Quran dan as-Sunnah ,
itukan sepatutnya. Kan indah , kalau kita dengar begini ucapan ; telah
berfirman Allah, telah bersabda Rasulullah , sekian...sekian...sekian... Begitu kan indah , terus disandar kepada sumber besar.
Ulama : Sebelum saya menjawab , dijemput minum dulu , 3 perkara yang
perlu disegerakn ; tetamu (layanan-makan & minum) , lamaran (kahwin)
dan mati (pengurusan jenazah &pengebumian)...
Lalu dihidangkan air teh bertantang talam berteman teko.
Anak muda tersebut menuangkan air tesebut ke dalam cawan . Lalu ulama tersebut menegur anak muda tersebut
Ulama : Kejap. Kejap..Kenapa tidak minum ja dari teko ? Kan bagus minum dari teko ? Kenapa masih nak guna cawan ?
Anak muda : Eh , mana boleh tuan guru , susah minum dari teko , teko tu banyak air , tuang dalam cawan kan mudah untuk minum..
No comments:
Post a Comment